Jumat, 26 Maret 2010

Pasar Leuwiliang On The Sky

Soal Pembangunan Pasar Leuwiliang [Hallo Bogor]



Soal Pembangunan Pasar Leuwiliang
DPRD Desak Pemkab Tuntaskan Pengembalian Dana APBD 2004

Bogor, Pelita.

Munculnya persoalan macetnya pengembalian dana APBD Pemerintah Kabupaten Bogor, yang mencapai sekitar Rp30 miliar pada proyek pembangunan pasar Leuwiliang di Kecamatan Leuwiliang, membuat gerah kalangan DPRD setempat. Mereka mendesak pemerintah Kabupaten Bogor, segera menuntaskan pengembalian dana tersebut ke kas daerah (Kasda).

Tidak ada alasan dana tersebut harus dikembalikan secepatnya, karena itu pemerintah daerah harus segera menyerahkan asset pasar tersebut ke PD Pasar Tohaga, kata Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bogor, Uu Hasanudin kepada wartawan usai rapat dengan jajaran Direksi PD Pasar Tohaga, kemarin.

Pihaknya juga menyayangkan kebijakan PD Pasar Tohaga yang telah mengambil kebijakan untuk membangun sekitar 300 awning untuk para PKL di Pasar tersebut, yang posisinya berada persis di depan Pasar Leuwiliang. Bagaimana kios akan laku kalau di depan pasarnya ada awning PKL. Jelas-jelas itu akan mengancam kelangsungan usaha para pemilik kios pasar, tegasnya. Pihaknya meminta agar ratusan bangunan awning tersebut segera dipindahkan ke lokasi dibelakang pasar, karena dianggap menjadi penyebab tidak lakunya ribuan kios dan los pasar yang telah dibangun dengan dana Rp34 miliar tersebut.

Kami sudah minta kepada direktur PD Pasar agar segera mencabut kebijakan tersebut dan segera membongkar dan selanjutnya memindahkannya ke bagian belakang bangunan pasar, ungkapnya.
Ia menambahkan dalam rapat tersebut selain membahas persoalan pengembalian dana APBD yang sudah terpakai untuk pembangunan Pasar Leuwiliang, rapat juga membahas tentang persoalan disejumlah pasar lainnya antara lain, Pasar Parung, Pasar Ciawi, Pasar Laladon, Pasar Ciampea dan Pasar Citeureup II.

Jadi rapatnya sendiri akan berlangsung selama empat hari, karena kita akan membahas tentang pengelolaan dan penataan 24 Pasar di Kabupaten Bogor, kata Uu Hasanudin.
KPK diminta turun tangan

Kasus macetnya dana APBD pada proyek pembangunan Pasar Leuwiliang tersebut juga mengundang pertanyaan dari elemen masyarakat, Ketua Lembaga Pemantau Pembangunan Bogor (LPPB), Wahyudin Khadafi meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan untuk mengusut kemungkinan terjadinya dugaan permainan dalam proyek pembangunan pasar tersebut.
Kalau akhirnya pemerintah daerah rugi gara-gara kios pasar tersebut tidak laku, maka ini juga harus ada yang bertanggung-jawab berarti ada yang tidak beres dalam perencanaanya. Yang kedua apakah betul anggaran dalam pembangunan pasar tersebut harus menghabiskan anggaran Rp34 miliar, jangan-jangan ada indikasi mark-up. Nah untuk itu karena ini menyangkut anggaran yang sangat besar maka KPK yang harus turuntangan, tegasnya.

Sementara itu, Direktur PD Pasar Tohaga Kabupaten Bogor, R Cahya Fidiadi hingga rapat tersebut usai digelar tak dapat ditemui, meskipun disela-sela rapat ia sempat menyapa sejumlah wartawan, yang telah menunggunya hampir 2 jam lamanya. Sehari sebelumnya ia mengatakan pihaknya tak mau diper-salahkan dengan persoalan yang terjadi di pasar Leuwiliang tersebut. pasalnya hingga sekarang aset tersebut belum diserahkan oleh pemerintah daerah kepada PD Pasar.Kami justru akan meminta penegasan kepada pemerintah daerah tentang posisi PD Pasar terhadap persoalan dipasar Leuwiliang ini. Sebab kalau tidak jelas kami tidak akan bisa berbuat apa-apa, paparnya.Cahya mengungkapkan jika ada penyerahan asset pasar tersebut secepatnya daripemerintah daerah kepada PD Pasar, pihaknya akan segera melakukan langkah-langkah baik menarik uang-uang setoran dari para pedagang yang telah mengisi kios dan los tersebut, selain itu juga akan memasarkan kios dan los yang belum terisi.

Kuncinya hanya ada ketegasan atau tidak dari pemerintah daerah, kalau ada pedagang yang telah mengisi kios tersebut tetapi menolak membayar maka ya harus ditindak, tegasnya. (don/ck-58) www.hupelita.com/baca.php?id=53003

Warga Mengeluh, Kondisi Pasar Leuwliang Kumuh dan Semrawut [Hallo Bogor]

Bogor, Pelita
Warga Kecamatan Leuwilaiang mengeluhkan kondisi pasar setempat karena pasar selain kumuh, ketika masuk musim penghujan becek dan banjir. Warga pun makin tak nyaman karena tumpukan sampah tampak menggunung di sekitar area pasar.
Hal ini diungkapkan oleh warga setempat, Sumarna (43th), Ia mengaku malas berbelanja di pasar Leuwiliang. Kondisinya kumuh. Selain itu, setiap melintasi wilayah pasar tiada hari tanpa macet, ujarnya.

Maka dari itu, tak sedikit warga yang memilih untuk tidak melintasi daerah pasar. Tapi berhubung jalan alternatif tersebut sempit, otomatis tetap menimbulkan kemacetan. Ia pun jadi meragukan keberadaan pos polisi sebab tidak ikut menyelesaikan kemacetan justru jalan kian macet.
Sebenarnya, sambung dia, dengan kondisi pasar yang sudah lebih lengkap maka lebih bagus. Tinggal penataannya. Baik itu menata agar pasar tidak banjir, sampah pun dikurangi, tandasnya.
Iapun minta agar Pemkab Bogor atau PD Pasar Tohaga menyediakan tempat pembuangan sampah yang lebih banyak untuk pedagang agar sampah tidak dibuang sembarangan dan tidak menumpuk yang akhirnya menimbulkan bau tak sedap. Selain itu patugas pengangkut sampah, juga harus lebih cepat bergerak , agar tidak terjadi penumpukan sampah, jelasnya.

Sementara anggota Komisi A, Dadeng Wahyudi mengatakan sebenarnya sebelum pukul 15:00 WIB angkutan kota (Angkot) tidak boleh lewat daerah pasar. Tapi kalau supir Angkot memberikan Rp 1.000 bisa lolos, ujarnya. Selain itu, ia pun menilai penataannya tidak serius. Sampah dibiarkan menumpuk. Sehingga baunya menyebar kemana-mana. Ini kan berpotensi menimbulkan penyakit katanya. Ia pun mengaku kecewa, sebab pasar yang dibangun dengan modal besar ini kondisinya justru memprihatinkan dan tak jarang terjadi banjir. Masuknya saja sudah mengerikan, tandasnya.
Untuk itu sebagai salah satu anggota dewan yang berasal dari Dapil V menyetujui pembangunan Pasar Leuwiliang. Ia mengimbau agar PD Pasar Tohaga berikut pedagang di pasar ikut menjaga dan merawat pasar. Disamping itu, para pengguna pasar diharapkan mampu memanfaatkan aset pemda tersebut dengan baik.
Buktikan kepada Pemda bahwa kinerja PD Pasar Tohaga lebih baik daripada Dinas Pasar. Tapi sejauh ini semenjak urusan pasar diserahkan pengelolaanya ke PD Pasar belum banyak perubahan, tandasnya.
Padahal jika dilihat dari potensi Pasar Leuwiliang sangat baik. Wilayah pasar termasuk sentral untuk masyarakat Bogor brat dan dapat menjadi pasar percontohan.
Tantangan selanjutnya, sambung Dadeng, bagaimana PD Pasar Tohaga bisa menata PKL. ntuk jalan di trotoar saja sulit karena habis oleh PKL. Nah, untuk mewujudkan pasar yang nyaman perlu ada komitmen dan kemauan bersama untuk merapikan pasar. Iapun berharap PD Pasar Tohaga mempunyai program yang riil dan jelas. Agar kondisi pasar tidak semakin semrawut. Jangan sampai PD Pasar dinilai tidak mampu karena ketidaksiapannya mengelola pasar, katanya.

Direktur Operasional PD Pasar Tohaga Zairi mengatakan pihaknya sudah dan tengah terus berupaya melakukan penataaan. PKL yang di depan pasar itu sudah ditata dan diharapkan masuk ke dalam pasar. Apalagi tak jarang PKL tersebut ternyata sudah memiliki kios di pasar Leuwiliang. Maka dari itu PD Pasar pun meminta mereka untuk kembali ke pasar, katanya.
Mengenai tumpukan sampah, Zairi tak memungkiri. Sampah memang ketika itu sengaja tidak diangkut atau dibersihkan. Sebab jika demikian dikhawatirkan PKL muncul kembali. Jadi kondisi tidak nyaman itu sengaja diciptakan, ujarnya.
Namun, kata ia mengingat PKL sudah masuk ke dalam pasar, sampah pun berangsur diangkut dan dibersihkan. Kondisi pasar pun sudah rapi kembali. PKL diharapkan masuk ke dalam pasar di Blok B, kata Zairi.
Kendati ia mengaku dari 400 PKL baru ada 30-40 persen yang berhasil di relokasi ke dalam pasar. Setidaknya, sambung Zairi, PKL yang sudah berhasil direlokasi tersebut mampu memancing PKL lain untuk dapat masuk ke pasar.
Terkait banjir, menurut Zairi hal itu akibat sampah yang menumpuk. Apalagi sampah semakin menumpuk selepas Lebaran. Namun, sampah sudah berangsur dibersihkan dan diangkut.
Sedangkan untuk mengatasi masalah kemacetan akan dilakukan penataan jalur, pihaknya sudah meminta bantuan Dinas Perhubungan. Kendaranan yang tadinya lurus dialihkan ke jalan pasar. Dengan harapan PKL baru tidak lagi berjamur di sekitar pasar, jelasnya
Ia mengatakan paling lambat seluruh PKL dapat masuk ke dalam pasar Desember 2007. Adapun untuk mencegah PKL baru di sela-sela upaya memasukkan PKL ke dalam pasar, pihaknya akan minta bantuan Satgas dan Muspika setempat beserta instansi yang terkait. (don/ck-58)www.pelita.or.id/baca.php?id=38952

Rabu, 03 Maret 2010

ayo kita bicara



Untuk lebih mempertajam & menciptakan citra program (Brand Building) FPL  dan sebagai salah satu bentuk aplikasi dari proses positioning program CBD  juga untuk menjembatani proses perubahan pola pikir dimasyarakat, dibutuhkan satu media untuk mensosialisasikan dan memberikan informasi yang dibutuhkan tentang apa dan bagaimana (produk Knowledge) baik dari manfaat program atau pun informasi lain dengan harapn pada saat akan berlanjut kepada tahapan berikutnya dalam program besar CBD para penerima pesan (masyarakat) tidak akan kesulitan dalam menerima dan menelaah konsep-konsep program yang disampaikan dan juga media ini akan menjadi triger/pemicu pembentukan dari program lanjutan itu sendiri, penempatan & penerapan MEDIA STRATEGY tersebut sebagai bentuk pengantar program dan mampu mengirimkan pesan tentang keberadaan Program CBD dari FPL.

Media yang direncanakan dalam bentuk Tabloid dengan nama "Tabloid Jendela" ; buka mata, buka hati, buka telinga.

Dan untuk dapat mewujudkan media tersebut dibutuhkan teamwork dengan kapasitas & kapabilitas yang ideal....
ayo bersediakah untuk bersama-sama berjuang, bekerja keras mewujudkannya...?

FPL..Maret 2010